Fahri Hamzah Dorong Gerakan 'Koin untuk Lombok'

Penulis: MICOM Pada: Rabu, 08 Agu 2018, 14:24 WIB DPR
Fahri Hamzah Dorong Gerakan

Dok DPR RI

WAKIL Ketua DPR RI Fahri Hamzah bersama para relawan menyerahkan bantuan kepada korban bencana di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) yang berhasil dikumpulkannya dari beberapa kolega dan keluarganya.

Soal pemulihan pasca gempa, menurutnya akan memerlukan waktu yang lama dengan melihat sendiri dampak dari gempa tersebut. Seperti, Lombok Utara mesti dibangun ulang, kabupaten yang lain juga mesti diperhatikan.

"Pemulihan pariwisata kita juga mesti menjadi perhatian serius. Saya bersama rekan-rekan juga sedang mendorong gerakan 'Koin untuk Lombok'. Gerakan solidaritas nasional untuk pemulihan korban gempa. Bangunan hanyalah benda mati. Tapi manusia ini bernyawa. Mereka adalah prioritas kita. Gempa ini menimbulkan luka. Bukan luka yang biasa. Ini luka yang dalam," ujar Fahri kepada wartawan saat menginjakan kakinya di Lombok Utara, NTB, Rabu (8/8).

Selain menyerahkan bantuan tahap ke tiga, Fahri beserta rombongan juga menyempatkan diri melakukan inspeksi ke posko darurat gempa milik TNI di Kabupaten Lombok Utara. Di sana, Fahri berdialog dengan perugas posko juga dengan masyarakat korban gempa yang mengungsi di posko tersebut.

Tak lupa, Fahri kembali mengusulkan pemeirntah untuk menjadikan status bencana di Lombok sebagai bencana Nasional. Bahkan, dirinya bersama rekan-rekannya mendorong gerakan 'Koin untuk Lombok', untuk pemulihan korban gempa.

"Hari ini saya tiba kembali di pulau Lombok, sebuah pulau yang malang akibat dilanda musibah gempa yang bertubi-tubi. Jadi, saya mengusulkan kepada pemerintah untuk menjadikan status bencana di sini sebagai bencana Nasional," ucap Fahri

Pernyataan ini dilontarkannya karena ada pernyataan pemerintah terkait status gempa Lombok bukan bencana Nasional.

Alasan Fahri mengusulkan agar bencana di Lombok sebagai bencana Nasional, karena hampir 800-an kali getaran dan 2 kali puncak yang mematikan. Adapun sebelumnya gempa bumi berkekuatan 6,4 skala richter mengguncang pulau utama NTB pada Minggu (29/7) lalu disebabkan aktivitas Sesar Naik Flores (Flores Back Arc Thrust).

"Dampak gempa itu sangat terlihat di Sambalia dan Sembalun - Lombok Timur, beserta Bayan Lombok Utara. Sebagian rumah-rumah warga hancur rata dengan tanah, fasilitas ibadah, pendidikan dan kesehatan juga retak-retak atau roboh," bebernya.

Di gelombang I ini, lanjut pimpinan DPR Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat (Korkesra) itu, selain robohnya beberapa infrastruktur dan rumah-rumah warga, kurang lebih 20 orang warga dan wisatawan meninggal dunia, ratusan luka-luka dan ribuan yang bertahan di tenda-tenda pengungsi.

"Alhamdulillah, respon pemerintah cepat. Bantuan dari berbagai NGO dan lembaga charity mengalir sampai kepada korban. Sepanjang jalur Sambalie, Sembalun, kamp-kamp pengungsi dengan bantuan dari berbagai elemen masyarakat. Disaat seperti inilah, kita berbagi," ucapnya.

Namun, gempa pada tanggal Minggu (5/8) kemarin, dampaknya jauh lebih parah. Tercatat sebanyak 5 kabupaten-kota terdampak, dan bahkan setengah pulau Lombok juga terdampak.

"Ini di Lombok Utara seperti daerah mati. Disanalah episentrum gempa kali ini. Lombok Timur, Lombok Barat, Mataram dan Lombok Tengah juga terkena. Sepanjang jalan raya rumah-rumah hancur berantakan. Seperti habis dilibas ekor raksasa," kata Fahri.

Menurut Fahri, penyelesaian gempa Lombok tidak cukup hanya ditangani dari Lombok. Tetapi, gempa ini harus ditangani secara nasional dengan pasokan sumber daya dari luar NTB.

"Pak Jokowi, juga para menteri terkaitnya, tolong lihatlah tempat kami. Setengah pulau kami roboh, ratusan orang meninggal ditambah lagi dengan putusnya aliran listrik dan air. Sumber daya lokal juga sudah tidak lagi memadai. Ini bencana nasional," tegas politisi dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu. (RO/OL-7)