Fahri Hamzah: Pesan Terakhir Mbah Moen 'Jaga Agama Jaga negara'

Penulis: mediaindonesia.com Pada: Selasa, 06 Agu 2019, 12:23 WIB DPR
Fahri Hamzah: Pesan Terakhir Mbah Moen

MI/Mohammad Irfan
Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah.

Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah, menyampaikan ucapan duka yang mendalam atas wafatnya ulama kharismatik pemilik Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang, KH Maimoen Zubair, atau lebih akrab disapa Mbah Moen wafat di Makkah, Selasa (6/8/2019) pada umur 90 tahun.

"Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Bangsa ini kehilangan seorang ulama kharismatik nasional, KH Maimoen Zubair. Semoga Allah SWT menerima segala amal dan jasa beliau bagi ummat, bangsa dan negara. Semoga kita dapat meneruskan cita-cita mulianya. Amin YRA. Selamat jalan Mbah Moen, kami semua pasti menyusul mu," ucap Fahri lewat pesan singkatnya yang diterima wartawan, Selasa (6/8/2019).

Inisiator Gerakan Arah Baru Indonesia (GARBI) tersebut juga mengisahkan pertemuannya dengan Mbah Moen saat berkunjung ke Ponpes Al-Anwar Sarang, Rembang, beberapa waktu silam. Dalam pertemuan itu, Fahri mendapat banyak nasihat tentang keumatan dan kebangsaan yang tidak boleh dipisahkan.

“'Jaga agama jaga negara' adalah pesan terakhir Mbah Moen yang paling berkesan pada saya”, kata legislator asal NTB tersebut.

"Saya sudah sering mendengar nasihat Mbah Moen. Dan itu saya lakukan sejak menjadi anggota MPR transisi dari PPP pascareformasi, terakhir saya bertemu di pernikahan anaknya Ibu Khofifah di Surabaya, sementara di Makkah ini baru mau merencanakan silaturahmi tapi Allah memanggilnya," kata Fahri Hamzah dari Makkah.

Kyai Haji Maimun Zubair dilahirkan di Rembang, Jawa Tengah, 28 Oktober 1928 dan meninggal dunia di Mekkah, Arab Saudi, Selasa (6/8) pada umur 90 tahun dikenal sebagai seorang ulama dan juga politikus kharismatik Indonesia.

Mbah Moen adalah pimpinan Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang dan menjabat sebagai Ketua Majelis Syariah Partai Persatuan Pembangunan hingga wafat.

Almarhum pernah menjadi anggota DPRD Kabupaten Rembang selama tujuh tahun. Setelah berakhirnya masa tugas, Mbah Moen mulai berkonsentrasi mengurus pondok pesantrennya.

Tapi rupanya tenaga dan pikiran Mbah Moen masih dibutuhkan negara sehingga diangkat menjadi anggota MPR RI utusan Jawa Tengah selama tiga periode. (OL-09)