Kurangi Polusi Dengan Pemanfaatan Energi Nuklir

Penulis: mediaindonesia.com Pada: Rabu, 07 Agu 2019, 08:37 WIB DPR
Kurangi Polusi Dengan Pemanfaatan Energi Nuklir

Istimewa/DPR RI
Anggota Komisi VII DPR RI Kurtubi.

Anggota Komisi VII DPR RI Kurtubi menanggapi permasalahan kualitas udara perkotaan, khususnya DKI Jakarta yang cenderung menurun, bahkan sempat menyentuh peringkat nomor 1 terburuk se-dunia berdasarkan pantauan AirVisual.

Menurut Kurtubi, sudah saatnya reformasi sistem energi nasional, dari fosil menuju nonfosil, seperti pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).

“PLTN bisa jadi salah satu solusi kurangi polusi udara, sebab Jakarta sudah pada titik membahayakan dimana penyebab utamanya karena penggunaan kendaraan bermotor, tetapi juga ada pembangkit listrik tenaga fosil terutama batu bara,” ungkap Kurtubi di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (6/8/2019).

Kurtubi menjelaskan, tak dipungkiri penurunan kualitas udara disebabkan emisi buang gas kendaraan bermotor. Sisi lain, semakin meningkatnya aktivitas manusia dan perekonomian yang berbasis industri di suatu daerah, akan semakin meningkat pula pencemaran terhadap udara dan lingkungan. Masalahnya, sampai saat ini,  aktivitas industri masih sangat bergantung pada energi fosil.

Karena itu, menurut Kurtubi, tidak ada salahnya pemerintah mulai membangun pembangkit listrik tenaga nuklir untuk mendukung industrialisasi di tanah air.

Kurtubi mengatakan  penggunaan batu bara untuk pembangkit listrik sudah harus dikurangi, terlebih lagi Indonesia sudah menandatangani Paris Agreement tentang Perubahan Iklim yang mengharuskan penurunan emisi karbon.

“Pendukung pembangkit listrik tenaga nuklir ini jawaban untuk industrialisasi, karena listriknya paling bersih, teknologi sudah sangat aman, dan cost-nya kompetitif dengan batu bara," sambung politikus Partai NasDem tersebut.

Kurtubi menambahkan, selain bersih dan mendukung keberlanjutan, energi nuklir sudah harus mulai diberdayakan, mengingat semakin bertambahnya kebutuhan energi masyarakat. Mengingat, masyarakat juga tidak bisa selamanya bergantung pada energi fosil.

“Sistem kelistrikan nasional ini tidak hanya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan energi saat ini, tetapi jauh ke depan untuk menunjang negara ini menjadi bangsa yang maju, yaitu harus dengan listrik yang cukup, stabil, bersih dan kompetitif,” tandas legislator dapil Nusa Tenggara Barat (NTB) itu. (OL-07)