Brexit Merupakan Tantangan dan Peluang Bagi Indonesia

Penulis: mediaindonesia.com Pada: Selasa, 20 Agu 2019, 11:35 WIB DPR
Brexit Merupakan Tantangan dan Peluang Bagi Indonesia

DOK DPR RI
Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon menerima Kunjungan Delegasi Parlemen Inggris

Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon menilai keputusan Inggris untuk meninggalkan keanggotannya dari Uni Eropa (Brexit) akan mengubah pola hubungan Inggris dengan banyak negara, termasuk Indonesia. Menurutnya, penundaan Brexit hingga 31 Oktober mendatang, merupakan tantangan sekaligus peluang bagi Indonesia untuk mempererat hubungan bilateral kedua negara.

“Mereka (Inggris) harus menentukan suatu jalan keluar dari Brexit dan dengan atau tanpa deal. Itu tentu akan mengubah pola hubungan dengan banyak negara, termasuk dengan Indonesia. Artinya, peluang itu juga akan besar juga terjadi hubungan antara kedua negara semakin erat,” terang Fadli usai menerima Kunjungan Delegasi Parlemen Inggris di Ruang Tamu Pimpinan DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (19/08/2019). Turut hadir mendampingi Wakil Ketua BKSAP DPR RI Dave Laksono dan Anggota BKSAP DPR RI Aryo PS Djojohadikusumo.

Sementara itu, delegasi Parlemen Inggris dari Partai Konservatif dan Partai Buruh dipimpin Richard Graham, yang juga Ketua Grup Kerja Sama Bilateral Inggris – Indonesia. Dalam diskusi yang berlangsung alot, keduanya membicarakan isu-isu terkini terkait hubungan kedua negara.

Ke depan, Fadli menyebutkan banyak peluang kerja sama antara Indonesia dengan Inggris. Inggris menjadi salah satu negara yang cukup banyak memiliki investasi jangka panjang di Indonesia. Saat ini, Inggris memiliki investasi di Indonesia dalam berbagai bidang seperti perbankan, perdagangan, industri, dan lain-lain.

“Ada banyak sekali perusahaan-perusahaan Inggris yang memang berinvestasi di sini.  Saya kira salah satu negara yang cukup banyak menaruh investasi jangka panjang di Indonesia,” jelas legislator dapil Jawa Barat V itu.

Fadli pun sempat menyinggung langkah Uni Eropa yang mendiskriminasi produk kelapa sawit Indonesia. Ia mengatakan, Inggris memang tidak turut andil menghambat ekspor kelapa sawit Indonesia, sehingga ia berharap Inggris bisa menjadi mediator bagi Indonesia.

“Sebenarnya, Inggris tidak terlalu menjadi negara yang menghambat ekspor kelapa sawit kita, tetapi ada beberapa negara lainnya. Satu sisi, kita berharap Inggris bisa memberikan penjelasan kepada Uni Eropa, tetapi karena Inggris sekarang dalam proses keluar dari Uni Eropa maka saya kira ini bisa menjadi peluang untuk menjalin kerjasama di bidang lain, termasuk perdagangan kelapa sawit,” pungkas Fadli. (OL-10)