Paradoks,Bagaimana Mungkin Berdamai dan Berdampingan dengan Covid

Penulis: DR. H.R. Achmad Dimyati Natakusumah, S.H., M.H. Pada: Selasa, 26 Mei 2020, 10:50 WIB DPR
Paradoks,Bagaimana Mungkin Berdamai dan Berdampingan dengan Covid

DOK DPR RI
DR. H.R. Achmad Dimyati Natakusumah, S.H., M.H.

Covid-19 quite dangerous/the silent enemy yang sangat jahat dan sadis sebagai common enemy yang harus dibasmi dan dimusnahkan dari muka bumi ini, khususnya di bumi pertiwi. Karena Covid-19 sedang meng-invasi dan meng-agresi seluruh dunia sebagai virus/penyakit yang sangat berbahaya, lebih jahat dari teroris dan penjajah di masa kolonial penjajahan. Serta lebih sadis dari pembunuh berdarah dingin karena Covid-19 lebih ganas penyebarannya seperti zombie dan drakula/vampir yang sangat mudah menular menginfeksi dari mahluk ke mahluk yang lain.

Covid-19 sangat mengguncangkan dunia dan mengubah kebiasaan dan menjadi budaya baru di seluruh dunia yang dihantui dan ditakuti oleh seluruh manusia didunia ini. Karena serangannya begitu cepat sekali menusuk, menyumbat tenggorokan, dan merusak paru paru di sana tempat bernafasnya manusia.

Apabila sumber pernafasannya dirusak dan disumbat, maka siapa yang terkena Covid-19 sangat sulit untuk tertolong kecuali keajaiban dari sang maha pencipta. Maka kita tidak bisa berdamai dengan Covid-19. Apalagi hidup berdampingan ini sangat berbahaya karena penularannya sangat cepat.
 
Covid-19 tidak peduli dan tidak pandang bulu baik tua maupun muda bahkan balita, tidak peduli kaya miskin baik pejabat maupun bukan pejabat. Siapa saja dirusak dan dibunuh dengan cepat dan Covid-19 ingin meluluhlantahkan dan menghancurkan manusia di muka bumi ini. Maka mau tidak mau kita harus berperang dan menghancurkan Covid-19 di nusantara ini.

Covid-19 berbeda dengan binatang buas atau pembunuh, penjajah manapun yang memilah memilih target. Yang akan menjadi korban tidak dibasmi semua, maka dalam peperangan ini siapa cepat siapa dapat, bila Covid-19 yang lebih cepat merasuk ke seluruh tubuh manusia di negara ini maka kita akan kalah dan akan hancur.

Maka untuk memenangi peperangan melawan Covid-19 ini diperlukan perencanaan yang matang dan sangat dibutuhkan kekompakan dan kebersamaan seluruh elemen masyarakat untuk berpartisipasi dan turut serta seluruhnya ikut bersama-sama bersatu berperang melawan Covid-19. Semua harus ada dalam satu komando utuh di bawah kepemimpinan panglima tertinggi di Republik Indonesia.

Setelah perencanaan yang matang sampai dengan pascanya, untuk menyukseskan perencanaan tersebut maka diperlukan anggaran yang cukup dan menyeluruh dengan prinsip efisien dan efektif. Anggaran tersebut di antaranya untuk membiayai kebutuhan sosialisasi, sandang, pangan, dan vitamin serta insetif petugasnya. Serta imunisasi juga diperlukan untuk rapid test dan swab serta karantina dan peralatannya, pengobatannya sampe ke penguburannya serta pengamanannya.

Dalam peperangan ada saja yang tidak ikut garis komando yang akan merusak dan mengganggu semangat perjuangan untuk memenangi peperangan melawan Covid-19. Di antaranya dengan alasan ekonomi dan lain-lain. Tidak ada artinya kemajuan pertumbuhan ekonomi dan lain-lain bila manusia musnah secara perlahan lahan dari muka bumi ini dan binasa semua karena terjangkit dan dikuasai Covid-19.

Prioritas saat ini adalah bagaimana Covid-19 segera lenyap dan binasa dalam waktu yang cepat dan tepat. Untuk itu diperlukan peralatan dan perlengkapan yang memadai sesuai dengan protokol kesehatan dan segera dicari vaksin/obat untuk bisa melawan ganasnya Covid-19.

Semoga Indonesia bisa paling unggul didunia ini dalam peperangan dengan Covid-19. (RO/OL-10)