Usaha Budidaya Koral Tidak Mesti dengan Cara Merusak Alam

Penulis: mediaindonesia.com Pada: Selasa, 16 Feb 2021, 09:13 WIB DPR
Usaha Budidaya Koral Tidak Mesti dengan Cara Merusak Alam

Ist/DPR
Anggota Komisi IV DPR RI A.A. Bagus Adhi Mahendra Putra (tiga dari kanan) beserta jajaran meninjau lokasi budidaya Ikan Kerapu di Bali.

ANGGOTA Komisi IV DPR RI A.A. Bagus Adhi Mahendra Putra mengapresiasi usaha budidaya koral yang dilakukan oleh Kelompok Pembudidaya Karang Hias Nusantara (KPKHN) di daerah Serangan, Bali.

Bagus mengatakan, melakukan usaha budidaya koral tidak mesti dengan cara merusak alam. Budidaya koral bisa menjadi solusi untuk memperkaya alam lebih banyak lagi dan memperkaya kesejahteraan masyarakat.

"Kami mendapat atmosfer yang positif sekali dari kunjungan kita meninjau budidaya koral yang dilaksanakan oleh kelompok masyarakat," ujar Bagus usai disela-sela agenda kunjungan kerja Komisi IV DPR RI ke Provinsi Bali, Senin (15/2).

"Kita harus memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya dengan melakukan pengawasan, serta memberikan teknologi yang lebih matang lagi kepada kelompok masyarakat yang sudah  melahirkan hak paten dan hak cipta itu," tutur Bagus.

Ia menyampaikan, meskipun kelompok masyarakat yang tergabung dalam KPKHN itu telah mengantongi hak cipta dan hak paten, namun mereka tidak melakukan usahanya secara monopoli.

Mereka justru melaksanakannya dengan cara berbagi kepada masyarakat untuk sama-sama bergerak guna melestarikan alam ini dan juga tergerak untuk melahirkan kekuatan ekonomi di dalam masyarakat.

"Kita harus mengapresiasi lebih dengan memberikan dukungan kebijakan terkait dengan pemberdayaan budidaya koral tersebut," politikus Fraksi Partai Golkar itu.

Selain mengunjungi lokasi budidaya koral, Tim Kunjungan Kerja Komisi IV DPR RI yang dipimpin Ketua Komisi IV DPR Sudin juga meninjau lokasi budidaya Ikan Kerapu sekaligus melakukan panen Kerapu.

Terkait budidaya kerapu itu, Bagus mengatakan, persilangan antara kerapu macan dengan kerapu naga ternyata luar biasa peningkatannya. Dimana telah menghasilkan berat yang ideal dalam kurun waktu pemeliharaan 6 bulan.

"Ini perlu kita tingkatkan dengan memberikan pendampingan sarana prasarana yaitu berupa keramba jaring apung dan juga sarana teknologi yang lainnya, termasuk pembinaan terhadap sumber daya manusianya," kata Bagus.

Sementara itu berkaitan dengan upaya melahirkan desa wisata bahari di daerah Serangan, Bagus menyatakan bahwa Serangan merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi yang lengkap. Ada budidaya koral, kerapu, fasilitas rumah makan, dan juga hutan mangrove.

"Kita bisa berdayakan lebih banyak lagi. Tinggal sedikit saja dipoles maka Serangan bisa menjadi desa wisata bahari unggulan," pungkasnya. (RO/OL-09)