Pemprov Jatim Jadikan TPST Samtaku Pilot Project

Penulis: M Yakub Pada: Minggu, 05 Jun 2022, 21:10 WIB DPR
Pemprov Jatim Jadikan TPST Samtaku Pilot Project

MI/M Yakub
Peringatan Hari Lingkungan Hidup yang digelar Generasi Emas Milenial (Gen Emil) di TPST Samtaku, Minggu (5/6).

PEMPROV Jawa Timur (Jatim) mengapresiasi program Pemkab Lamongan terkait Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Samtaku yang mampu mengurangi 70 persen sampah ke lingkungan. TPST ini sudah bisa mengelola sampah sebanyak 40 ton per hari.

Sejak beroperasi sejak akhir 2020, TPST  yang diinisiasi PT Danone bersama Pemkab Lamongan dan PT Reciki Solusi Indonesia ini sudah mengelola sampah sebesar 40 ton per hari dan telah mengumpulkan sampah plastik kurang lebih 4000 ton.

"Saya mengapresiasi Lamongan sebagai percontohan yang sudah mulai direplikasi di berbagai daerah di Indonesia. Ini bisa mengurangi 70 persen dari apa yang dikirim ke pembuangan terakhir," terang Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak saat acara Peringatan Hari Lingkungan Hidup yang digelar Generasi Emas Milenial (Gen Emil) di TPST Samtaku, Minggu (5/6).

Emil mengatakan, permasalahan sampah merupakan persoalan yang penting, tidak mudah ditangani dan juga tidak murah. Persoalan ini juga tidak dapat ditangani dari satu sisi yakni pemerintah saja melainkan, penting pula dari masyarakat.

"Pak Bupati menyampaikan bahwa kadang sudah dibangunkan tempat pembuangan sampah tapi sampahnya dibuang di sebelahnya tidak dibuang ke dalam. Jadi kalau memang budaya masyarakatnya tidak diperbaiki tidak akan bisa, nah anak-anak muda ini (Gen Emil) bisa menjadi penggerak untuk memahamkan itu," katanya.

Ia menambahkan masyarakat tidak perlu khawatir akan bau busuk yang mungkin timbul jika didirikan tempat pembuangan sampah di sekitar tempat tinggalnya. Karena, sampah yang langsung diolah dengan baik tidak akan menimbulkan bau yang mengganggu.

Bupati Lamongon, Yuhronur Efendi juga mengungkapkan, TPST Samtaku ini efektif dan dapat berjalan dengan baik. Dua tahun ini, lanjut dia, sudah bisa mengurangi sampah dan tinggal sekitar 15 sampai 20 persen residu yang dibuang di tempat pembuangan akhir.

"Kita bisa bayangkan seandainya tidak ada TPST Samtaku ini pasti TPA kita terus membutuhkan penambahan luas lahan, dengan adanya tempat ini sampah dapat diurai dan menghasilkan produk ikutan lain, sehingga ini sangat efektif," ungkap Bupati. (OL-15)