Masyarakat Tetap Waspada dan Jangan Panik Hadapi Varian Omicron BA.2.75

Penulis: M. Iqbal Al Machmudi Pada: Rabu, 20 Jul 2022, 09:33 WIB DPR
Masyarakat Tetap Waspada dan Jangan Panik Hadapi Varian Omicron BA.2.75

Ist/DPR
Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo.

MUNCULNYA subvarian terbaru dari covid-19 omicron BA.2.75 di Indonesia harus mendapat perhatian serius dari semua pihak. Untuk itu masyarakat dapat mewaspadai penyebaran tersebut tanpa perlu panik.

"Subvarian omicron BA.4 dan BA.5 belum mereda, kini muncul lagi varian baru yang berpotensi lebih menular, yakni BA.2.75. Kita memang tak perlu panik tapi fakta bahwa BA.2.75 sudah terdeteksi di Indonesia harus membuat kita lebih waspada dan berhati-hati," kata Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo dalam keterangan tertulisnya, Rabu (20/7).

Politikus dari F-PDI Perjuangan itu mengatakan varian BA.2.75 yang pertama kali terdeteksi di India pada Mei lalu disebut-sebut penularannya lebih cepat dari varian BA.5 yang sangat menular.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengategorikan subvarian ini sebagai Variant of Concern (VOC) Lineage Under Monitoring (LUM). Artinya, varian ini tengah diawasi secara ketat oleh WHO.

Ia mengatakan, memang varian terbaru BA.2.75, juga varian BA.4 dan BA.5 ini saat ini belum membebani rumah sakit maupun lebih beresiko dibandingkan Delta dari data yang ada.

Baca juga: Dosis Booster Vaksin Covid-19 Penting untuk Orang-Orang Berisiko

Akan tetapi, berkaca dari kasus yang terjadi di beberapa negara, misalnya Amerika Serikat, di mana saat ini kasus Covid-19 di negara Paman Sam tersebut 80 persen didominasi varian anyaar tersebut.

"Fakta ini harus membuat kita semakin waspada sebab covid masih ada dan kita belum tahu kapan berakhir," ucapnya.

Secara global penularan covid-19 masih sangat dinamis. Seperti kasus di beberapa negara ada yang melampaui 100 ribu kasus per hari.

"Artinya, meskipun saat ini kita masih terbilang landai tapi kasus varian BA.4 dan BA.5 terus mengalami kenaikan. Tentu kondisi seperti ini menuntut langkah cepat pemerintah pusat, pemerintah daerah, para epidemiolog dan seluruh elemen masyarakat untuk bergotong royong menghadapi Covid-19, agar tidak kecolongan,” katanya.

Terkait dengan kondisi yang serba tak menentu saat ini jangan sampai istilah herd immunity mengesankan bahwa masyarakat sudah kebal berkelompok sehingga bisa bereuforia, bisa meninggalkan masker, tidak mengindahkan protokol kesehatan. Jangan sampai istilah tersebut menjadi jebakan batman.

"Salah kaprah seperti ini sangat beresiko karena varian BA.4 dan BA.5 dan Subvarian baru terdeteksi BA.2.75 pun masih bisa menembus tubuh yang sudah di vaksin booster sekalipun efek positif booster memang menghindarkan rasa sakit serius sampai kematian," katanya.

Sebagai catatan kedua, Handoyo menyoroti program vaksinasi yang hingga saat ini belum sesuai harapan. Dikatakan, vaksinasi masih dibawah 70 persen sedangkan booster masih rendah sekali, masih di bawah 25% persen standar nasional.

"Justru karena vaksinasi belum sesuai harapan, maka saya mewanti-wanti pemerintah pusat, pemerintah daerah dan seluruh elemen untuk segera bergerak cepat memperkuat pertahanan imunitas masyarakat dengan memfasilitasi vaksinasi booster, termasuk vaksin lengkap. Bagaimanapun, nyata vaksinasi membuat benteng pertahanan tubuh kita semakin kuat itu positifnya,” katanya.

Ia juga sangat mendukung langkah Pemerintah menggunakan booster sebagai syarat perjalanan moda transportasi dan masuk Mall. Catatan ketiga, kata Handoyo, pemerintah harus terus meningkatkan surveillance testing tracing.

"Tugas pemerintah, harus memantau terus kenaikan kasus varian BA.4, BA.5 dan BA.2.75. Termasuk tingkat risiko varian baru tersebut harus dipantau apakah lebih, sama atau lebih ringan dibandingkan delta," katanya.

Satu hal lagi, kata Handoyo, selain memantau masyarakat, pemerintah juga harus menjaga benteng pertahanan seperti pos-pos imigrasi kita di luar negeri tetap diperketat.

"Saya kira untuk pelaku perjalanan di Indonesia harus ditingkatkan dengan booster, sesuai ketentuan," pungkasnya. (Iam/OL-09)