Di Sidang AIPACODD ke-6, Gobel Maknai Dua Perspektif Pemberantasan Narkoba

Penulis: Media Indonesia Pada: Rabu, 31 Mei 2023, 11:56 WIB DPR
Di Sidang AIPACODD ke-6, Gobel Maknai Dua Perspektif Pemberantasan Narkoba

Ist/DPR

INDONESIA telah secara resmi membuka Sidang ke-6 ASEAN Inter-Parliamentary Assembly Advisory Council on Dangerous Drugs (AIPACODD), yang berlangsung mulai dari 30 hingga 31 Mei 2023, di Lido, Bogor, Jawa Barat.

Dalam pidato pembukaannya, Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel menyampaikan rasa bangga dan apresiasinya atas kehadiran delegasi yang berasal dari Ketua Parlemen dan Anggota Parlemen se-ASEAN (AIPA) ke Indonesia.

Gobel menjelaskan tema yang diambil dalam pertemuan AIPACODD ke-6 kali ini adalah Supporting Inclusive Economic Growth through Drug Free. 

Baca juga: Polisi Tangkap Pengedar bersama Barang Bukti 4,3 Kilogram Sabu

Tema tersebut, menurutnya, dapat dimaknai dalam dua perspektif. Pertama,  perspektif dampak negatif penyalahgunaan narkoba yang meluas terhadap ekonomi.

Narkoba Bisa Beri Dampak Banyak Aspek

“Penyebaran narkoba yang massif tidak hanya mengancam ideologi bangsa, tapi juga memberikan dampak kepada bagaimana kita ingin membangun manusia seutuhnya," jelasnya.

"Karena dengan manusia yang kuat akan berdampak produktivitas yang akhirnya akan memberikan dampak positif terhadap aspek sosial, keamanan, dan politik,” ujar Gobel saat membuka pertemuan secara virtual di Jakarta, Selasa (30/5).

Gobel memberikan contoh adanya penelitian yang menunjukkan kerugian ekonomi AS mencapai 740miliar dolar Amerika per tahun akibat penyalahgunaan narkoba.

Baca juga: Polri Tunggu Pengajuan Banding Irjen Teddy Minahasa

Sedangkan di Indonesia diperkirakan mencapai Rp74,4 triliun rupiah dengan peningkatan narkoba tiap tahun.

Kedua, tema yang diangkat juga dapat dimaknai dari perspektif sebaliknya. Yaitu, terus mewujudkan pertumbuhan ekonomi inklusif dalam upaya memerangi penyalahgunaan narkoba," terangnya.

"Bahkan juga perlunya kita mengembangkan pendidikan, pertumbuhan yang mendorong penciptaan kesempatan lapangan kerja, akses pada peluang ekonomi, dan pencegahan kemiskinan kronis,” ujar politikus Fraksi Partai NasDem itu.

Dalam konteks ASEAN, laporan PBB menyebutkan bahwa konflik dan perang berdampak pada peningkatan produksi narkoba yang menghambat tercapainya ekonomi inklusif.

Baca juga: Polda Bali Ungkap Jaringan Narkoba Libatkan WNA dan WNI

Karena itu dalam pertemuan ini, ia berharap dapat bekerja sama dan menemukan solusi untuk menghadapi ancaman penyalahgunaan narkoba serta mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif di ASEAN.

Di sisi lain, Pimpinan DPR Bidang Koodinator Industri dan Pembangunan (Inbang) ini juga menkankan bahwa pembangunan inklusif dan strategi memerangi narkoba memiliki keterkaitan.

Menurut Gobel, salah satu cara terbaik memerangi narkoba adalah dengan melakukan upaya preventif yang bertujuan mengurangi peredaran narkoba.

“Sehingga sebagai insan parlemen kita dapat fokus pada upaya memerangi narkoba melalui dorogan pembangunan ekonomi yang inklusif. Peran parlemen tidak hanya terbatas dalam fungsi representasi. Namun juga memiliki mandat dalam mendukung kebijakan luar negeri dan berperan dalam diplomasi parlemen untuk menjaga dan mewujudkan kepentingan nasional dan regional.

Ia menambahkan, melalui AIPA, para Anggota Parlemen se-ASEAN memiliki peran strategis dalam mencari solusi terhadap tantangan termasuk penyalahgunaan narkoba.

Tantangan utama dalam memerangi narkoba adalah meningkatkan kesadaran akan bahayanya. Terutama di kalangan generasi muda yang perlu diberikan pemahaman, yang komperhensif dan menciptakan lingkungan yang aman bagi mereka.

Baca juga: Kepolisian Berkomitmen Cegah Uang Narkoba Digunakan untuk Kampanye

Selain itu, layanan pengobatan dan rehabilitasi berkualitas penting untuk individu yang berjuang melawan kecanduan.

Di sisi lain, penegakan hukum juga memiliki peran penting dalam melawan perdagangan narkoba. Diperlukan alokasi yang memadai untuk lembaga penegak hukum dan kerja sama internasional guna menangkal perdagangan narkoba.

“Melalui pertemuan ini, saya berharap agar para insan parlemen di kawsan ASEAN menguatkan tekad untuk mewujudkan drug free ASEAN 2025," katanya.

"Tantangan penyalahgunaan narkoba menuntut kita untuk menemukan metode yang efektif dan efisien. Pertemuan ini menjaid platform penting untuk menghadapi tantangan dan peluang dalam menghadapi penyalahgunaan narkoba," jelas Gobel.

"Melalui diskusi konstruktif, kolaborasi erat, dan semangat berbagi pengetahuan kami yakin akan menemukan solusi efektif, berkelanjutan, dan adil,” tutupnya. (RO/S-4)