Dukung Stabilitas Kawasan ASEAN, 'Timing' Sidang Umum ke-44 AIPA Dinilai Sangat Tepat

Penulis: Media Indonesia Pada: Minggu, 06 Agu 2023, 19:41 WIB DPR
Dukung Stabilitas Kawasan ASEAN,

DPR/IST
Ketua DPR RI Puan Maharani

KETUA DPR RI Puan Maharani sekaligus Presiden AIPA ke-44 menegaskan bahwa timing penyelenggaraan The 44Th ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA) atau Sidang Umum ke-44 AIPA dengan tema 'Responsive Parliaments for a Stable and Prosperous ASEAN' sangat tepat, karena diadakan saat meruncingnya ketegangan akibat persaingan kekuatan besar di kawasan. 

Hal itu disampaikan Puan saat konferensi pers usai memimpin Sidang Komite Eksekutif yang merupakan bagian dari Sidang Umum AIPA ke-44 di Jakarta, Minggu, (6/8). "Di saat bumi semakin panas, akibat perubahan iklim, disaat terjadinya disrupsi rantai pasok global (global suppy chain). Karenanya diharapkan Parlemen dapat berperan dan responsif dalam menjawab berbagai tantangan, serta berkontribusi mengatasinya," ujar Puan.

Mengingat berbagai krisis tersebut berdampak bagi rakyat di Asia Tenggara, menurut Puan, Rapat Komisi Eksekutif pada Sidang Umum AIPA yang ke-44 ini juga menyetujui agenda rapat untuk Komisi Politik, Komisi Ekonomi, Komisi Sosial, Komisi Organisasi, Komisi Perempuan, serta Komisi Pemuda.

Baca juga: Alasan Negara-Negara Asia Tenggara Perlu Mengandalkan Kerja Sama Ekonomi

Selain itu, Puan juga menjelaskan bahwa hingga kini telah terdaftar 9 Ketua Parlemen ASEAN pada AIPA ke-44, 18 negara Observer dan Tamu dan 9 Organisasi Internasional. "Total keseluruhan delegasi yang akan mengikuti Sidang Umum AIPA ke-44 adalah 568 delegasi," ujar Puan.

Adapun, beberapa hal yang akan dibahas pada AIPA ke-44 adalah perlunya menurunkan ketegangan (geopolitical tension) akibat persaingan antara kekuatan besar di Asia Tenggara. pasalnya, stabilitas merupakan prasyarat bagi pembangunan ekonomi dan kesejahteraan rakyat di Asia Tenggara. Termasuk, dukungan AIPA bagi 5 poin dalam konsensus bagi penyelesaian situasi Myanmar. Termasuk upaya membangun ekonomi hijau serta energi terbarukan di Asia Tenggara sebagai dukungan bagi penanganan krisis iklim. (RO/S-3)