Legislator Ingatkan PR Besar Kabinet Prabowo-Gibran Tuntaskan Masalah Stunting

Penulis: Administrator Pada: Jumat, 18 Okt 2024, 19:19 WIB DPR
Legislator Ingatkan PR Besar Kabinet Prabowo-Gibran Tuntaskan Masalah Stunting

MI/HERI SUSETYO
Pemkab Sidoarjo, Jawa Timur, melakukan sosialisasi eliminasi stunting atau hambatan pertumbuhan pada anak, Jumat (13/9/2024).

PEMERINTAHAN baru di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka diharapkan dapat berfokus pada penanganan masalah stunting alias tengkes atau hambatan pertumbuhan pada anak.

Anggota DPR RI Charles Honoris mengemukakan hal itu dalam keterangan tertulis yang dikutip Antara, di Jakarta, Jumat (18/10/2024) . "Kalau kita melihat dari tahun ke tahun angka stunting memang secara garis besar secara umum menurun. Di tahun 2024 ini angkanya turun hanya satu persen sehingga PR-nya cukup besar," kata Charles.

Ia menambahkan bahwa perbaikan gizi pada dasarnya memang berperan penting karena dapat ikut pula memastikan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia bertambah baik. Apalagi, Indonesia memiliki target besar mewujudkan Indonesia Emas pada 2045 yang artinya telah masuk dalam golongan negara maju.  

"Tentunya, untuk mencapai tujuan itu kita harus memastikan bahwa pembangunan manusia Indonesia harus bisa berjalan dengan baik. Salah satunya dengan memperbaiki gizi anak-anak," ucap Charles.

Charles pun menyambut baik program Makan Bergizi Gratis (MBG) dari pemerintahan baru. Program itu diharapkan membantu mewujudkan target Indonesia menjadi negara maju atau Indonesia Emas pada 2045.

"Harapan kami tentunya dengan pemerintahan yang baru akan dibentuk nanti, pemerintah bisa fokus memperbaiki kondisi gizi anak-anak Indonesia, membangun manusia Indonesia sehingga sumber daya manusia Indonesia bisa siap untuk menghadapi Indonesia Emas," tutur Charles.    

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) menargetkan prevalensi tengkes tinggal 14% pada 2024.  Namun progres penurunan belakangan kurang signifikan, bahkan nyaris stagnan.

Pada 2022, prevalensi tengkes berkisar 21,5%. Menurut pengurus Ikatan Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) dr Iqbal Mochtar, pada tahun tersebut  prevalensi gizi kurang (underweight) ialah 7,7%, meningkat signifikan dari tahun-tahun sebelumnya.

Dana hingga Rp46 triliun digelontorkan, namun prevalensi tengkes pada 2023 hanya menurun 0,1% menjadi 21,4%, masih sangat jauh dari target 14%. Iqbal menekankan WHO menargetkan penurunan stunting mestinya sekitar 3,9% per tahun dengan target jangka panjang ialah tereliminasinya tengkes pada 2030. "Itu tantangan yang sangat serius bagi Indonesia," ujarnya. (X-10)